Teori Kepemimpinan Berdasarkan Situasi menekankan bahwa
kepemimpinan diberikan berdasarkan pada tindakan yang diperlukan pada saat-saat
tertentu. Dalam kepemimpinan situasional ini ada empat teori besar yang akan
disampaikan yaitu Teori Pembagian Tugas, Teori Interaksi Bales, Teori Situasional
Fidler dan Teori Situasional Hersey & Blanchard.
Teori Pembagian Tugas menekankan
bahwa ssesuatu tindakan perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dan menjaga
hubungan baik dalam kelompok. Dengan kata lain, hal ini dilakukan agar kondisi
suatu kelompok menjadi efektif terutama dalam menjalankan tugas itu sendiri. Keefektifan
kelompok ini harus diikuti oleh seluruh anggota kelompok dan diaplikasikan
melalui tindakan kepemimpinan. Setiap anggota kelompok harus memberikan
partisipasinya dalam memotivasi anggota lain sehingga tujuan kelompok lebih
cepat tercapai. Keanggotaan efektif apabila kebutuhan kelompok cepat disadari, penggunaan
tindakan yang fleksibel dan kemampuan anggota dapat dimanfaatkan dengan
maksimal untuk mencapai tujuan dan memecahkan masalah. Selain itu, anggota juga
perlu diberikan pemahaman mengenai pentingnya tanggung jawab. Hal ini dilakukan
untuk memaksimalkan keefektifan kelompok, meningkatkan komitmen dan membentuk
pola partisipasi yang seimbang.
Teori Interaksi Bales mengatakan
bahwa suatu pola dan struktur kepemimpinan akan terbentuk bahkan melalui
interaksi sosial. Bales berfokus pada pola kepemimpinan berdasarkan tugas dan
sosial-emosional yang kemudian diperluas oleh Burke (1972) dan menghasilkan
lima dasar teori proses interaksi yaitu mengenai keterikatan anggota,
kecenderungan sikap, kebutuhan kerjasama, tindakan sosio-emosional dan stabilisasi
pebedaan peran.
Dalam Teori Situasional Fiedler,
tipe pemimpin dibagi mejadi dua yaitu yang berorientasi pada tugas dan
orientasi pada pemeliharaan. Namun dikatakan juga bahwa tidak ada kepastian
tentang efektifitas kelompok dengan perilaku pemimpin. Tiga poin yang
menentukan tipe kepemimpinan yang paling bermanfaat, yaitu hubungan pemimpin
dengan anggota, kejelasan tugas dan wiawa pemimpin. Jika ketiga poin tersebut
baik, maka pemimpin hanya harus berfokus ada tujuan kelompok. Jika ketiga poin
berada pada level cukup, maka pemimpin harus mempertimbangkan pengambilan
keputusan dan pengarahan anggota. Sedangkan jika ketiga poin tersebut dalam
level rendah, maka pemimpin yang berorientasi pada pemeliharaan akan lebih
efektif untuk kelompok. Seorang pemimpin yang baik harus selalu memperhatikan
kondisi yang mempengaruhi kelompoknya dan merubah tindakan untuk membuatnya
lebih efektif.
Untuk Teori Situasional Hersey
dan Blanchard, aktivitas kepemimpinan diklasifikasikan dalam dalam dua dimensi
tindakan yang berbeda, yaitu tindakan tugas dan hubungan anggota. Klasifikasi
ini mirip dengan Teori Fiedler. Namun lebih berfokus pada aktifitas
kelompoknya, bukan pada perilaku pemimpinnya. Dimensi tindakan tugas yaitu
ketika komunikasi pemimpin-anggota berjalan satu arah, pemimpin memberikan
pengarahan untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan dimensi hubungan anggota yaitu
ketika komunikasi pemimpin-anggota berjalan dua arah, pemimpin menyediakan
dukungan emosional dan memfasilitasi tindakan untuk menyelesaikan tugas. Hersey
dan Blanchard juga mengkalsifikasikan kepemimpinan dalam empat gaya yaitu Telling
(komunikasi satu arah dimana pemimpin menentukan peran anggota kelompok),
Selling (komunikasi dua arah dengan pembagian peran yang jelas),
Participating (Komunikasi dua arah dengan pemimpin sebagai fasilitator
karena anggota telah memiliki pengetahuan yang memadai) dan Delegating (anggota
kelompok dapat mengarahkan peran masing-masing oleh otonomi yang diberikan oleh
pemimpin).
Bagaimana jika tidak ingin
menjadi pemimpin? Maka beberapa langkah berikut dapat anda terapkan jika tidak
ingin menjadi pemimpin.
1.
Sering absen dalam petemuan kelompok
2.
Jika terpaksa untuk hadir, jangan berpartisipasi
memberikan pendapat.
3.
Jika terpaksa berpartisipasi, diskusilah dengan
semangat, menunjukkan pengetahuan yang luas termasuk dalam penggunaan kosakata
asing dan istilah teknis.
4.
Tunjukkan perilaku yang hanya ingin anda lakukan.
5.
Lakukan hal lain saat pertemuan misalnya membaca
buku atau bermain game.
Disarikan dari :
Johnson, D.
W., & Johnson, F. P. (2014). Joining together: Group theory and
group skills, 11th edition. Prentice-Hall, Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar