Kamis, 22 Maret 2018

TEORI KEPEMIMPINAN BERDASARKAN SITUASI



                Teori Kepemimpinan Berdasarkan Situasi menekankan bahwa kepemimpinan diberikan berdasarkan pada tindakan yang diperlukan pada saat-saat tertentu. Dalam kepemimpinan situasional ini ada empat teori besar yang akan disampaikan yaitu Teori Pembagian Tugas, Teori Interaksi Bales, Teori Situasional Fidler dan Teori Situasional Hersey & Blanchard.


                Teori Pembagian Tugas menekankan bahwa ssesuatu tindakan perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dan menjaga hubungan baik dalam kelompok. Dengan kata lain, hal ini dilakukan agar kondisi suatu kelompok menjadi efektif terutama dalam menjalankan tugas itu sendiri. Keefektifan kelompok ini harus diikuti oleh seluruh anggota kelompok dan diaplikasikan melalui tindakan kepemimpinan. Setiap anggota kelompok harus memberikan partisipasinya dalam memotivasi anggota lain sehingga tujuan kelompok lebih cepat tercapai. Keanggotaan efektif apabila kebutuhan kelompok cepat disadari, penggunaan tindakan yang fleksibel dan kemampuan anggota dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk mencapai tujuan dan memecahkan masalah. Selain itu, anggota juga perlu diberikan pemahaman mengenai pentingnya tanggung jawab. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan keefektifan kelompok, meningkatkan komitmen dan membentuk pola partisipasi yang seimbang.
                Teori Interaksi Bales mengatakan bahwa suatu pola dan struktur kepemimpinan akan terbentuk bahkan melalui interaksi sosial. Bales berfokus pada pola kepemimpinan berdasarkan tugas dan sosial-emosional yang kemudian diperluas oleh Burke (1972) dan menghasilkan lima dasar teori proses interaksi yaitu mengenai keterikatan anggota, kecenderungan sikap, kebutuhan kerjasama, tindakan sosio-emosional dan stabilisasi pebedaan peran.
                Dalam Teori Situasional Fiedler, tipe pemimpin dibagi mejadi dua yaitu yang berorientasi pada tugas dan orientasi pada pemeliharaan. Namun dikatakan juga bahwa tidak ada kepastian tentang efektifitas kelompok dengan perilaku pemimpin. Tiga poin yang menentukan tipe kepemimpinan yang paling bermanfaat, yaitu hubungan pemimpin dengan anggota, kejelasan tugas dan wiawa pemimpin. Jika ketiga poin tersebut baik, maka pemimpin hanya harus berfokus ada tujuan kelompok. Jika ketiga poin berada pada level cukup, maka pemimpin harus mempertimbangkan pengambilan keputusan dan pengarahan anggota. Sedangkan jika ketiga poin tersebut dalam level rendah, maka pemimpin yang berorientasi pada pemeliharaan akan lebih efektif untuk kelompok. Seorang pemimpin yang baik harus selalu memperhatikan kondisi yang mempengaruhi kelompoknya dan merubah tindakan untuk membuatnya lebih efektif.
                Untuk Teori Situasional Hersey dan Blanchard, aktivitas kepemimpinan diklasifikasikan dalam dalam dua dimensi tindakan yang berbeda, yaitu tindakan tugas dan hubungan anggota. Klasifikasi ini mirip dengan Teori Fiedler. Namun lebih berfokus pada aktifitas kelompoknya, bukan pada perilaku pemimpinnya. Dimensi tindakan tugas yaitu ketika komunikasi pemimpin-anggota berjalan satu arah, pemimpin memberikan pengarahan untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan dimensi hubungan anggota yaitu ketika komunikasi pemimpin-anggota berjalan dua arah, pemimpin menyediakan dukungan emosional dan memfasilitasi tindakan untuk menyelesaikan tugas. Hersey dan Blanchard juga mengkalsifikasikan kepemimpinan dalam empat gaya yaitu Telling (komunikasi satu arah dimana pemimpin menentukan peran anggota kelompok), Selling (komunikasi dua arah dengan pembagian peran yang jelas), Participating (Komunikasi dua arah dengan pemimpin sebagai fasilitator karena anggota telah memiliki pengetahuan yang memadai) dan Delegating (anggota kelompok dapat mengarahkan peran masing-masing oleh otonomi yang diberikan oleh pemimpin).
                Bagaimana jika tidak ingin menjadi pemimpin? Maka beberapa langkah berikut dapat anda terapkan jika tidak ingin menjadi pemimpin.
1.       Sering absen dalam petemuan kelompok
2.       Jika terpaksa untuk hadir, jangan berpartisipasi memberikan pendapat.
3.       Jika terpaksa berpartisipasi, diskusilah dengan semangat, menunjukkan pengetahuan yang luas termasuk dalam penggunaan kosakata asing dan istilah teknis.
4.       Tunjukkan perilaku yang hanya ingin anda lakukan.
5.       Lakukan hal lain saat pertemuan misalnya membaca buku atau bermain game.

Disarikan dari :
Johnson, D. W., & Johnson, F. P. (2014). Joining together: Group theory and group skills, 11th edition. Prentice-Hall, Inc.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar