Telah seminggu ini Fiza terbaring lemah di rumah sakit akibat mengalami kecelakaan bersama adiknya, Rani. Memang tak terjadi apa-apa dengan Rani, namun Fiza sendiri mengalami benturan yang keras di bagian belakang kepalanya.
Tak hanya itu,tulang kaki kirinya juga ada retak. Analisa dan pemeriksaan dokter hasilnya sangat menyedihkan bagi Fiza dan keluarganya. Bagaimana tidak, Fiza yang seorang kapten tim basket itu dinyatakan tak bisa berjalan minimal satu tahun.Apalagi 10 hari lagi ada pertandingan basket antar sekolah di kotanya.
Fiza sangat terpukul dengan berita itu. Namun disampingnya selalu ada sahabat yang setia menemani. Dia adalah Fira. Ia adalah teman sekolah Fiza. Disaat berita itu datang, Fira lah yang selalu memotifasi Fiza agar berlapang dada atas segala cobaan yang datang. Hingga Fiza berusaha bangkit dari kesedihanya.
Setiap pulang sekolah Fira aselalu datang menemani Fiza yang kondisinya belum stabil di Rumah Sakit. Bercerita banyak hal yang memotifasi dan mengingatkan Fiza pada Alah SWT. Persahabatan mereka yang dilandasi kecintaan dan ketaatan pada Allah SWTpun tersa semakin indah meski Fiza dalam keadaan sakit.
Hari ini Fira datang lebih awal dari biasanya, karena bebas pelajaran di sekolah. Ketika sampai di Rumah Sakit ia mengajak Fiza jalan-jalan ke taman. Dengan duduk dikursi roda Fiza dan Fira menuju taman. Disana mereka saling bertukar pikiran tentang segala hal yang tiba-tiba terlintas di hati masing-masing.
” aku kok pengen tenang ya Ra, pergi ke suatu tempat gitu”.kata Fiza tiba-tiba.
“Emang kenapa?Kayaknya disini enggak bising deh,”.jawab Fira.
“enggak tau juga sih,pengen aja”.
Setelahnya mereka kembali ke ruang tempat Fiza dirawat. Saat sampai di koridor Rumah Sakit, tanpa sengaja mereka mendengar ada seorang pemuda sebaya mereka yang menderita Gagal Ginjal dan membutuhkan pertolongan dan donor segera. Fiza mengajak Fira utk mendoakan pemuda yang tadi. Lalu Fira segera mengantar Fiza ke ruang perawatanya dan mohon pamit.
Keesokan harinya,saat istirahat pertama di sekolah ada panggilan dari guru piket untuk Fira.Ternyata itu adalah sopir keluarga Fiza. Dia mengabarkan kalau Fiza keadaanya kritis dan terus memanggil nama Fira. Tanpa menunggu lama Fira menuju Rumah Sakit.
Sampai di Rumah Sakit Fira langsung menuju ruang rawat Fiza. Sampi disana kedua orang tua Fiza menunggu di luar dan segera mempersilahkan Fira masuk ruangan. Fira duduk disamping dipan Fiza. Ia berusaha memanggil Fiza untuk menyadarkanya, ketika Fiza masih juga mengigau nama Fira.
Tak lama kemudian Fiza sadar. Ungkapan syukur berulang diucap oleh Fira. Namun raut wajahnya berubah saat Fiza mengatakan kalau ia ingin mendonorkan Ginjalnya pada pemudayang kemarin. Fira tak bisa menjawab apapun. Disampaikanya hal tadi kepada edua orangtua Fiza. Awalnya mereka tidak menyetujuinya. Namun setelah mendengar keterangan dari Fiza mereka menyetujuinya dengan berat hati.
Saat itu juga ayah Fiza menemui keluarga pemuda kemarin yang ternyata bernama Yusuf. Setelah menyampaikan maksudnya ayah Fiza bergegas menemui dokter. Pemeriksaanpun segera di lakukan dan hasilnya Ginjal Fiza cocok untuk Yusuf.
Operasi di lakukaan sore harinya. Saat itu hari kamis. Sengaja Fira menemani Fiza hingga operasi selesai di lakukan.
Alhamdulillah operasi pendonoran Ginjal tersebut berjalan lancar. Tepat saat adzan maghrib berkumandang, Fiza dan Yusuf dibawa keluar dari ruang operasi menuju ruangan masing-masing. Tak lama setelah itu Fiza siuman, Ia minta untuk di tayammumi karena masih dalam keadaan yang lemah. Fira beranjak ke musholla Rumah Sakit saat Fiza ditayammumi.
Sepulang darimusholla, tak di sangka Fira bertemu Yusuf yang mendapat donor dari Fiza. Ia masih di atas kursi roda. Mereka bersama-sama menuju ruang perawatan Fiza. Saat Fira dan Yusuf memasuki ruang, Fiza sedang membaca Al-Qur’an. Fiza menghentikan bacaanya saat tersadar Yusuf dan Fira ada di sana. Fiza dan Yusuf saling berkenalan. Dari sana diketahui bahwa Yusuf merupakan seorang santri pondok Al-quran di Jawa Timur yang beberapa waktu lalu telah menyelesaikan hafalanya.
Fiza meminta Yusuf untuk membacakan surat Yasiin untuknya. Yusuf pun mengabulkanya. Bacaan Yusuf sangat indah hingga semua yang ada di ruangan itu terpesona. Sejenak melupakan apapun yang terjadi. Namun tidak untuk Fira,ia sangat cemas dengan keadaan Fiza.Terlebih ketika Yusuf hampir menyelesaikan bacaanya, ada segurat rasa sakit diwajah Fiza.
Ketika Yusuf menyelesaikan bacaanya, Fiza ingin mengatakan sesuatu,
“ayah,bunda maafin Fiza ya kalau selama ini Fiza ngrepotin ayah sama bunda. Bikin bunda marah-marah dan emosi”
“iya sayang,ayah sama bunda udah maafin kamu kok”.
“Yusuf, Fira ini adalah sahabat terbaikku. Karna Allah aku sangat ingin menjaganya. Namun wktuku telah dekat. Aku ingin ada penggantiku yang selalu menjaganya, lahir danbatin”.
“Fira, aku sayang banget sama kamu, maafin aku kalau aku punya salah, AKU CINTA KAMU KARENA ALLAH”.
Sampai disitu kata-kata Fiza, Ia melanjutkan dengan kalimat syahadat yang mengiringi hembusan nafasnya yang terahir. Semua yang ada di ruangan itu ber’istirja’. Fira takbisa membendung kesedihanya. Air mata mengalir deras dari mata indahnya. Sebuah malam mulia yang harus di akhiri dengan deraian air mata dan do’a.
ALLAHUMMAGHFIRLAHUWARHAMHU WA’AFIHI WA’FUANHU
Yusuf segera menenangkan Fira, menguatkan nya seperti ketika Fira menguatkan Fiza beberpa hari yang lalu.
Mereka sama-sama berdo’a semoga Fiza bahagia di akhirat
Tak hanya itu,tulang kaki kirinya juga ada retak. Analisa dan pemeriksaan dokter hasilnya sangat menyedihkan bagi Fiza dan keluarganya. Bagaimana tidak, Fiza yang seorang kapten tim basket itu dinyatakan tak bisa berjalan minimal satu tahun.Apalagi 10 hari lagi ada pertandingan basket antar sekolah di kotanya.
Fiza sangat terpukul dengan berita itu. Namun disampingnya selalu ada sahabat yang setia menemani. Dia adalah Fira. Ia adalah teman sekolah Fiza. Disaat berita itu datang, Fira lah yang selalu memotifasi Fiza agar berlapang dada atas segala cobaan yang datang. Hingga Fiza berusaha bangkit dari kesedihanya.
Setiap pulang sekolah Fira aselalu datang menemani Fiza yang kondisinya belum stabil di Rumah Sakit. Bercerita banyak hal yang memotifasi dan mengingatkan Fiza pada Alah SWT. Persahabatan mereka yang dilandasi kecintaan dan ketaatan pada Allah SWTpun tersa semakin indah meski Fiza dalam keadaan sakit.
Hari ini Fira datang lebih awal dari biasanya, karena bebas pelajaran di sekolah. Ketika sampai di Rumah Sakit ia mengajak Fiza jalan-jalan ke taman. Dengan duduk dikursi roda Fiza dan Fira menuju taman. Disana mereka saling bertukar pikiran tentang segala hal yang tiba-tiba terlintas di hati masing-masing.
” aku kok pengen tenang ya Ra, pergi ke suatu tempat gitu”.kata Fiza tiba-tiba.
“Emang kenapa?Kayaknya disini enggak bising deh,”.jawab Fira.
“enggak tau juga sih,pengen aja”.
Setelahnya mereka kembali ke ruang tempat Fiza dirawat. Saat sampai di koridor Rumah Sakit, tanpa sengaja mereka mendengar ada seorang pemuda sebaya mereka yang menderita Gagal Ginjal dan membutuhkan pertolongan dan donor segera. Fiza mengajak Fira utk mendoakan pemuda yang tadi. Lalu Fira segera mengantar Fiza ke ruang perawatanya dan mohon pamit.
Keesokan harinya,saat istirahat pertama di sekolah ada panggilan dari guru piket untuk Fira.Ternyata itu adalah sopir keluarga Fiza. Dia mengabarkan kalau Fiza keadaanya kritis dan terus memanggil nama Fira. Tanpa menunggu lama Fira menuju Rumah Sakit.
Sampai di Rumah Sakit Fira langsung menuju ruang rawat Fiza. Sampi disana kedua orang tua Fiza menunggu di luar dan segera mempersilahkan Fira masuk ruangan. Fira duduk disamping dipan Fiza. Ia berusaha memanggil Fiza untuk menyadarkanya, ketika Fiza masih juga mengigau nama Fira.
Tak lama kemudian Fiza sadar. Ungkapan syukur berulang diucap oleh Fira. Namun raut wajahnya berubah saat Fiza mengatakan kalau ia ingin mendonorkan Ginjalnya pada pemudayang kemarin. Fira tak bisa menjawab apapun. Disampaikanya hal tadi kepada edua orangtua Fiza. Awalnya mereka tidak menyetujuinya. Namun setelah mendengar keterangan dari Fiza mereka menyetujuinya dengan berat hati.
Saat itu juga ayah Fiza menemui keluarga pemuda kemarin yang ternyata bernama Yusuf. Setelah menyampaikan maksudnya ayah Fiza bergegas menemui dokter. Pemeriksaanpun segera di lakukan dan hasilnya Ginjal Fiza cocok untuk Yusuf.
Operasi di lakukaan sore harinya. Saat itu hari kamis. Sengaja Fira menemani Fiza hingga operasi selesai di lakukan.
Alhamdulillah operasi pendonoran Ginjal tersebut berjalan lancar. Tepat saat adzan maghrib berkumandang, Fiza dan Yusuf dibawa keluar dari ruang operasi menuju ruangan masing-masing. Tak lama setelah itu Fiza siuman, Ia minta untuk di tayammumi karena masih dalam keadaan yang lemah. Fira beranjak ke musholla Rumah Sakit saat Fiza ditayammumi.
Sepulang darimusholla, tak di sangka Fira bertemu Yusuf yang mendapat donor dari Fiza. Ia masih di atas kursi roda. Mereka bersama-sama menuju ruang perawatan Fiza. Saat Fira dan Yusuf memasuki ruang, Fiza sedang membaca Al-Qur’an. Fiza menghentikan bacaanya saat tersadar Yusuf dan Fira ada di sana. Fiza dan Yusuf saling berkenalan. Dari sana diketahui bahwa Yusuf merupakan seorang santri pondok Al-quran di Jawa Timur yang beberapa waktu lalu telah menyelesaikan hafalanya.
Fiza meminta Yusuf untuk membacakan surat Yasiin untuknya. Yusuf pun mengabulkanya. Bacaan Yusuf sangat indah hingga semua yang ada di ruangan itu terpesona. Sejenak melupakan apapun yang terjadi. Namun tidak untuk Fira,ia sangat cemas dengan keadaan Fiza.Terlebih ketika Yusuf hampir menyelesaikan bacaanya, ada segurat rasa sakit diwajah Fiza.
Ketika Yusuf menyelesaikan bacaanya, Fiza ingin mengatakan sesuatu,
“ayah,bunda maafin Fiza ya kalau selama ini Fiza ngrepotin ayah sama bunda. Bikin bunda marah-marah dan emosi”
“iya sayang,ayah sama bunda udah maafin kamu kok”.
“Yusuf, Fira ini adalah sahabat terbaikku. Karna Allah aku sangat ingin menjaganya. Namun wktuku telah dekat. Aku ingin ada penggantiku yang selalu menjaganya, lahir danbatin”.
“Fira, aku sayang banget sama kamu, maafin aku kalau aku punya salah, AKU CINTA KAMU KARENA ALLAH”.
Sampai disitu kata-kata Fiza, Ia melanjutkan dengan kalimat syahadat yang mengiringi hembusan nafasnya yang terahir. Semua yang ada di ruangan itu ber’istirja’. Fira takbisa membendung kesedihanya. Air mata mengalir deras dari mata indahnya. Sebuah malam mulia yang harus di akhiri dengan deraian air mata dan do’a.
ALLAHUMMAGHFIRLAHUWARHAMHU WA’AFIHI WA’FUANHU
Yusuf segera menenangkan Fira, menguatkan nya seperti ketika Fira menguatkan Fiza beberpa hari yang lalu.
Mereka sama-sama berdo’a semoga Fiza bahagia di akhirat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar